Ikutiprosedur klaim yang biasanya bisa kamu tempuh melalui tiga cara: 1. Kirimkan formulir klaim asli dan dokumen pendukung secara manual ke kantor perusahaan asuransi kesehatan; 2. Unggah formulir klaim dan dokumen klaim secara online melalui website; 3. Unggah formulir dan dokumen klaim.
Skip to content Kalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikel Home » Asuransi » Bagaimana Cara Kerja Hukum Asuransi di Indonesia? Dibaca Normal 7 Menit Bagaimana Cara Kerja Hukum Asuransi di Indonesia? Setiap aktivitas ekonomi di Indonesia pasti diatur oleh hukum yang berlaku di Indonesia, termasuk asuransi. Seperti apa hukum asuransi di Indonesia? Artikel ini akan memberikan Anda sedikit informasi mengenai cara kerja hukum asuransi yang ada di Indonesia sehingga Anda dapat lebih mengerti cara kerja dan keuntungan memiliki asuransi. Hukum Asuransi di IndonesiaFree Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 anPengertian Asuransi menurut HukumUnsur-unsur di Dalam Asuransi1 Subyek Hukum Penanggung dan Tertanggung2 Persetujuan Bebas Antara Penanggung dan Tertanggung3 Benda Asuransi dan Kepentingan Tertanggung4 Tujuan yang Ingin Dicapai5 Risiko dan Premi6 Evenemen dan Ganti Kerugian7 Syarat-syarat yang Berlaku8 Polis AsuransiBatalnya Perjanjian AsuransiMengerti dan Memahami Hukum Asuransi di Indonesia Layaknya fungsi hukum, hukum asuransi juga berfungsi untuk mengatur untuk mengikat kedua belah pihak di dalam sebuah perjanjian asuransi. Hukum asuransi ini berfungsi untuk menyelesaikan sengketa yang mungkin terjadi antara pelanggan dan perusahaan asuransi. Dengan jumlah pengguna asuransi yang meningkat, tidak sedikit yang kecewa dan merasa dirugikan akibat asuransi. Padahal hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat akan hukum yang mengatur asuransi di Indonesia. Selain kurangnya pemahaman terhadap hukum asuransi yang berlaku di Indonesia, tak sedikit masyarakat yang masih tidak paham atas pentingnya memiliki asuransi. [Baca Juga Aman Dengan Asuransi Umum! Pahami Asuransi Umum dan Contoh Asuransi Umum] Jika Anda sudah berada di usia 30-an, tentunya Anda sudah memiliki banyak tanggung jawab. Bukan hanya terhadap diri sendiri, tetapi juga terhadap orang lain. Mulai dari orangtua, bagi yang sudah menikah Anda juga bertanggung jawab terhadap pasangan dan juga anak. Setiap hari Anda dihadapkan dengan risiko kehidupan. Apalagi jika Anda sudah memiliki tanggungan, semakin banyak risiko yang harus dihadapi. Karena itu manajemen risiko harus menjadi perhatian Anda. Ingin mengetahui lebih lanjut tentang pentingnya memiliki asuransi? Dan asuransi apa yang cocok untuk Anda? Yuk segera download dan baca ebook Finansialku di bawah ini! Dijamin, Anda bakal lebih paham tentang pentingnya perencanaan keuangan untuk memiliki hidup yang tenang dan nyaman. Free Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an Pengertian Asuransi menurut Hukum Menurut Pasal 246 KUHD Kitab Undang Undang hukum Dagang, asuransi adalah “Suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu” Sementara di dalam Undang-undang Asuransi, yaitu UU No. 2 Tahun 1992 Tanggal 11 Februari 1992 Tentang Usaha Perasuransian juga dikatakan bahwa “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian yang terjadi di antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung dengan cara menerima sejumlah premi asuransi untuk memberikan layanan penggantian kepada tertanggung akibat adanya kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung akibat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang dilakukan karena meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” Unsur-unsur di Dalam Asuransi Dari pasal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa di dalam asuransi terdapat unsur-unsur di bawah ini yang membantu pembentukkan sebuah asuransi yang legal di mata hukum. 1 Subyek Hukum Penanggung dan Tertanggung Di dalam hukum asuransi, terdapat minimal 2 subjek hukum, yaitu penanggung dan tertanggung. Penanggung adalah pihak yang menerima imbalan premi dari tertanggung dan sebagai gantinya, menanggung beban risiko, jika terjadi evenemen peristiwa yang tidak pasti. Penanggung adalah perusahaan asuransi yang merupakan badan hukum milik swasta atau badan hukum milik negara. Asuransi juga dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga penikmat yang harus tercantum di dalam polis. Penikmat ini adalah ahli waris tertanggung dan merupakan orang yang ditunjuk oleh tertanggung. 2 Persetujuan Bebas Antara Penanggung dan Tertanggung Perjanjian asuransi ada karena kata sepakat, baik sepakat mengenai persyaratan benda-benda dan apapun yang terjadi. Jika tidak ada kata sepakat, maka perjanjian asuransi batal Pasal 251 KUHD. Dengan adanya perjanjian asuransi, maka kedua belah pihak telah terikat untuk melaksanakan masing-masing kewajibannya. 3 Benda Asuransi dan Kepentingan Tertanggung Benda asuransi merupakan objek yang diasuransikan, misalnya jiwa, kesehatan, rumah, kendaraan dan sebagainya. Benda asuransi akan menjadi benda pertanggungan apabila yang tertanggung merupakan pemilik dari benda tersebut. [Baca Juga Bagaimana Cara Klaim Asuransi Jiwa Jika Tertanggung Meninggal?] Kepentingan tertanggung di sini, berarti, tertanggung memiliki kepentingan atas benda yang diasuransikan. Salah satu contohnya, misalnya pemilik rumah menggadaikan sebuah rumah kepada pihak lain, maka pihak gadai memiliki kepentingan atas benda tersebut. 4 Tujuan yang Ingin Dicapai Jika terjadi evenemen, maka tertanggung akan mendapatkan jumlah asuransi. Jumlah asuransi ini ditentukan oleh perjanjian bebas antara penanggung dan tertanggung. Hal ini diatur di dalam KUHD Pasal 305. Jumlah asuransi memiliki arti sejumlah uang tertentu yang telah disepakati pada saat perjanjian diadakannya asuransi sebagai santunan yang wajib dibayar kembali oleh penanggung kepada tertanggung apabila evenemen tidak terjadi sampai berakhirnya jangka waktu asuransi atau dibayarkan kepada penikmat jika evenemen terjadi. 5 Risiko dan Premi Adanya peralihan risiko dari seorang tertanggung kepada penanggung dan adanya premi dari tertanggung kepada penanggung. Untuk definisinya, premi asuransi adalah sejumlah uang yang dibayar oleh tertanggung wajib kepada penanggung dalam setiap periode tertentu. Biasanya jangka waktunya setiap bulan selama asuransi berlangsung. Semakin besar risiko yang ditanggung, maka besar premi yang dibayar sesuai dengan prinsip keseimbangan hak dan kewajiban. Ini berarti besarnya jumlah premi asuransi bergantung pada jumlah asuransi pada saat diadakan asuransi yang disetujui oleh tertanggung. Premi ini juga merupakan bukti bahwa tertanggung setuju untuk diadakannya perjanjian asuransi. 6 Evenemen dan Ganti Kerugian Jika sebuah peristiwa tidak tertentu/belum pasti terjadi evenemen, maka penanggung harus memberikan ganti rugi atas risiko tersebut. Adanya ganti kerugian sebagai kewajiban penanggung kepada tertanggung atas peristiwa yang terjadi. Dalam kasus asuransi jiwa, jika tertanggung meninggal dunia, maka penanggung wajib membayar uang ganti rugi berupa santunan kepada tertanggung. Selain itu, jika jangka waktu asuransi berakhir tanpa terjadi evenemen, maka penanggung wajib membayar uang pengembalian kepada tertanggung. 7 Syarat-syarat yang Berlaku Di dalam sebuah perjanjian asuransi terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh tertanggung dan yang merupakan kondisi di mana sebuah perjanjian asuransi dapat menjadi batal. Syarat ini tertuang di dalam polis asuransi. 8 Polis Asuransi Menurut pasal 265 1 KUHD, polis adalah perjanjian asuransi tertulis dalam bentuk sebuah akta. Selain itu, menurut pasal 258 1 KUHD, polis merupakan satu-satunya bukti tertulis untuk membuktikan perjanjian pertanggungan antara kedua belah pihak di mata hukum. Sehingga polis asuransi adalah bagian yang sangat penting untuk menentukan hak dan kewajiban masing-masing tertanggung dan penanggung. Batalnya Perjanjian Asuransi Sebuah perjanjian asuransi dapat batal jika tidak memenuhi syarat perjanjian yang ada pada ketentuan Pasal 1320 KUHP. Namun, di luar Kitab Undang-undang tersebut, perjanjian asuransi juga dapat dinyatakan batal jika Pasal 251 KUHD Tertanggung memberikan keterangan tidak benar dan tidak menginformasikan hal yang diketahuinya, di mana perjanjian asuransi tidak akan dibatalkan jika hal tersebut disampaikan kepada penanggung. Pasal 272 KUHD Perjanjian memuat suatu kerugian yang sudah ada sebelum perjanjian asuransi ditandatangani Pasal 269 KUHD Tertanggung dengan pemberitahuan melalui pengadilan membebaskan penanggung dari kewajiban ganti rugi Pasal 282 KUHD Tertanggung melakukan kecurangan Pasal 599 KUHD Objek pertanggungan tidak boleh diperdagangkan menurut peraturan perundang-undangan Indonesia. Mengerti dan Memahami Jika Anda ingin memiliki asuransi, maka sebaiknya Anda memahami betul apa saja yang akan menjadi hak dan kewajiban diri Anda dan perusahaan asuransi. Adanya hukum asuransi ini dapat berguna untuk melindungi kepentingan Anda dan pelaku asuransi. Setelah membaca artikel ini, diharapkan Anda memiliki pengertian yang lebih jelas mengenai hukum yang mengatur asuransi di Indonesia. Hukum asuransi tersebut dapat berguna sebagai penentu hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Bagikan artikel ini agar lebih bermanfaat dan berikan pertanyaan Anda di kolom komentar di bawah ini. Sumber Referensi Admin. 29 Juli 2017. Hukum Asuransi dalam Bisnis dan Investasi. – Admin. 30 Maret 2016. Apa Itu Hukum Asuransi dan Bagaimana Cara Kerjanya. Admin. 30 Maret 2011. Hukum Asuransi. Sumber Gambar Hukum Asuransi – Hukum Asuransi 2 – Ellen Chandra, B. Sc, B. Econ, adalah seorang penulis freelance dengan fokus pada bidang finansial dan gaya hidup. Ellen Chandra menyelesaikan studi di jurusan Financial Mathematics dari universitas Xian Jiatong Liverpool Related Posts Page load link Go to TopUntukberapa lama proses klaim asuransi mobil biasanya akan memakan waktu sekitar 3-5 hari kerja. Durasi ini bukan cuma durasi pencairan, tapi sudah termasuk proses perbaikan mobil di bengkel rekanan. Namun, durasi ini tidak selalu berlaku untuk setiap proses klaim. Karena, ada hal-hal lain yang mempengaruhi lamanya waktu klaim, misalnya
Daftar Dokumen yang Diperlukan Rawat Jalan Resep Dokter/Surat Keterangan Dokter/Resume Medis berisi rincian informasi seperti gejala, diagnosis, riwayat medis, tindakan, dan pembedahan Kuitansi perawatan dari Rumah Sakit/Klinik/Dokter/Apotek/Laboratarium Medis Rawat Inap Resume Pasien Pulang/Surat Keterangan Dokter/Resume Medis berisi rincian informasi seperti gejala, diagnosis, riwayat medis, tindakan, dan pembedahan Kuitansi Rawat Inap dari Rumah Sakit/Klinik/Dokter/Apotek/Laboratarium Medis Penyakit Kritis Surat Keterangan Dokter/Resume Medis berisi rincian informasi seperti gejala, diagnosis, riwayat medis, tindakan, dan pembedahan Hasil Pemeriksaan Medis seperti hasil rontgen, hasil laboratorium, CT Scan, MRI, dan PET Scan Disabilitas Surat Keterangan Dokter/Resume Medis berisi rincian informasi seperti gejala, diagnosis, riwayat medis, tindakan, dan pembedahan KTP/Paspor dari Tertanggung KTP/Paspor dari Pemegang Polis Hasil Pemeriksaan Medis seperti hasil rontgen, hasil laboratorium, CT Scan, MRI, dan PET Scan Meninggal Dunia Surat Keterangan Dokter/Resume Medis berisi rincian informasi seperti diagnosis dan penyebab kematian Akte Kematian asli atau salinan yang telah dilegalisir Pejabat dari instansi yang berwenang KTP/Paspor dari Tertanggung KTP/Paspor dari Pemegang Polis KTP/Paspor dari yang Ditunjuk/Penerima ManfaatSoalLatihan Bancassurance Type 4 1. Kontrak Asuransi merupakan kesepakatan antara: a. Tertanggng dan agen b. Tertanggung dan broker c. Tertanggung dan penanggung d. Tenanggung dan agen 2. Nilai tunai asuransi dapat diserahkan kepada: a. Teman-teman b. Saudara c. Ahli waris d. Tetangga 3. Dalam mekanisme asuransi, diperlukan syarat: a. Adanya risiko serupa dalam jumlah yang banyak b.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa asuransi telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di masa kini. Sebab, asuransi memberikan berbagai jaminan manfaat perlindungan sebagai bentuk proteksi dari segala risiko di masa depan. Akan tetapi, minimnya pengetahuan tentang prinsip asuransi yang berlaku membuat banyak anggapan yang keliru tentang cara menggunakan asuransi. Hal ini dapat menimbulkan kekecewaan ketika masyarakat tidak menerima timbal balik yang sesuai dengan harapan mereka dan kapok untuk ikut asuransi lagi. Oleh karena itu, memahami prinsip-prinsip asuransi yang berlaku sangat penting sebelum kamu membeli asuransi untuk menghindari kesalahpahaman ke depannya. Qoala sudah merangkum berbagai macam prinsip asuransi, baik yang konvensional maupun syariah untuk bisa lebih jelas memahami seluk-beluk tentang asuransi. Mengenal Konsep “The Law of Large Numbers” pada Asuransi Sumber foto Yuriy K via Shutterstock Sebelum kita membahas soal prinsip asuransi, ada baiknya kamu mengenal konsep yang diusung oleh kebanyakan asuransi, yakni “The Law of Large Numbers”. Apa artinya? Terlebih dahulu kenali pengertian asuransi, yaitu sebuah jenis perlindungan yang dibutuhkan saat seseorang menyadari adanya risiko yang membayangi. Sebab, pada hakikatnya risiko memang selalu hadir di setiap jejak kehidupan kita, meskipun memang tingkat risiko yang dihadapi oleh seseorang dengan lainnya berbeda-beda. Semakin sering kita melakukan suatu hal atau peristiwa, maka semakin tinggi pula risiko yang akan melekat pada hal atau peristiwa tersebut. Nah, kecenderungan inilah yang disebut oleh para ahli dengan konsep “The Law of Large Numbers”. Ibaratnya seperti melempar koin, di mana dalam sekali lempar kita bisa mendapatkan kemungkinan koin menghadap ke atas sebesar 50 persen, begitu juga dengan sebaliknya. Semakin sering koin dilempar, maka akan persentase kemungkinan tersebut. Sederhananya, ketika risiko yang dihadapi seseorang semakin meningkat, maka semakin meningkat pula seseorang butuh untuk mendapatkan sebuah perlindungan. Hal ini yang mendorong timbulnya permintaan terhadap produk proteksi, salah satunya adalah asuransi. Prinsip Asuransi Konvensional Sumber foto Duncan Andison via Shutterstock Prinsip asuransi adalah hal-hal yang mendasari perjanjian kontrak asuransi polis antara Penanggung atau pihak perusahaan asuransi dengan Tertanggung pemegang polis atau nasabah. Tujuannya adalah mengalihkan risiko kepada perusahaan asuransi dengan pembayaran premi yang dilakukan oleh pemegang polis. Berarti asuransi bersifat menguntungkan kedua belah pihak. Prinsip asuransi berlaku pada semua jenis asuransi, baik itu kesehatan, mobil, jiwa, maupun kerugian. Oleh karena itu, sebelum kamu membeli polis asuransi ada baiknya benar-benar memahami tentang prinsip asuransi. Berikut adalah penjelasan mengenai prinsip-prinsip pada asuransi konvensional 1. Insurable Interest Ada Kepentingan yang Diasuransikan Prinsip asuransi yang pertama adalah insurable interest. Secara garis besar, orang yang akan mengasuransikan sesuatu harus memiliki kepentingan interest atas harta benda objek yang dapat diasuransikan interest. Objek tersebut juga harus sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku legal dan termasuk layak. Jika suatu saat terjadi musibah atau masalah yang mengakibatkan objek yang diasuransikan menjadi rusak, maka pihak yang mengasuransikan tertanggung akan mendapatkan ganti rugi finansial. Singkatnya, prinsip ini seseorang hanya diperbolehkan untuk mengasuransikan sesuatu yang memiliki hubungan ekonomi dan diakui secara hukum, contohnya kamu bisa mengambil asuransi untuk orang-orang dengan hubungan keluarga seperti suami, istri, anak, atau orangtua. Bisa juga untuk hubungan bisnis, seperti kreditur dan debitur, atau perusahaan dengan orang penting di perusahaan. Prinsip ini mengedepankan jaminan asuransi bagi pihak yang ditunjuk dan biasanya pihak tersebut masih memiliki ketergantungan secara finansial pada pihak Tertanggung. 2. Utmost Good Faith Memiliki Itikad Baik Utmost good faith, atau yang berarti baik pemegang polis maupun perusahaan asuransi harus memiliki itikad baik dalam melakukan perikatan. Itikad baik di sini berarti kedua belah pihak wajib mengungkapkan informasi secara detil dan akurat. Pemegang polis harus bersikap transparan atau jujur mengenai objek yang akan diasuransikan, sementara perusahan asuransi harus merinci risiko-risiko yang dijamin dan dikecualikan termasuk segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara teliti. 3. Proximate Cause atau Kausa Proximal Jika objek yang diasuransikan mengalami kerugian, maka pertama kali yang harus dilakukan pihak perusahaan asuransi adalah mencari penyebab utama dan aktif yang menimbulkan kerugian tersebut tanpa terputus. Dari situ baru bisa ditentukan jumlah klaim yang akan diterima oleh pemegang polis. Umumnya ada dua pendekatan yang dilakukan Mengurutkan kejadian awal, bila kejadian awal tersebut jadi penyebab kejadian berikutnya, maka proximate cause-nya adalah kejadian awal tersebut. Jika bukan, maka kejadian lain yang jadi penyebab Mengurutkan dari kejadian akhir, yakni dari rangkaian kejadian yang tidak terputus maka akan ditemukan proximate cause. Prinsip ini akan jadi rujukan perusahaan asuransi untuk menentukan kondisi yang jadi penyebab utama terjadinya risiko serta syarat pencairan manfaat. Hal ini guna mengurangi terjadinya perselisihan akibat salah paham mengenai risiko. Biasanya hal ini akan tertuang pada polis asuransi yang memuat risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan secara detil. 4. Indemnity Prinsip Ganti Rugi Dalam asuransi terdapat mekanisme yang mewajibkan pihak penanggung untuk menyediakan kompensasi finansial atau ganti rugi kepada pemegang polis. Jadi, asuransi berfungsi mengembalikan posisi keuangan nasabah jika terjadi suatu risiko, kembali ke posisi sebelum terjadi risiko. Beberapa metode bentuk pemberian kompensasi adalah Tunai, yaitu pembayaran yang dilakukan secara tunai sesuai kesepakatan Repair atau penggantian berdasarkan perbaikan. Biasanya nominalnya tidak lebih tinggi dari 75 persen Reinstatement, yaitu penggantian barang yang mengalami kerugian dengan barang yang baru Replacement, yaitu penempatan kembali atas kerugian yang terjadi Meskipun begitu, prinsip asuransi indemnity ini tidak berarti menyatakan bahwa pihak perusahaan asuransi tidak berhak memberikan ganti rugi lebih besar atau lebih tinggi dari kondisi keuangan nasabah atas kerugian yang menimpanya. 5. Subrogation Pengalihan Hak atau Perwalian Subrogation berarti pengalihan hak dari Tertanggung kepada Penanggung dalam kondisi Penanggung telah membayar kewajiban ganti rugi kepada Tertanggung. Saat pemegang polis mengajukan klaim ganti rugi, maka haknya untuk membayar ganti rugi akan dialihkan kepada perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi nantinya yang akan membayarkan ganti rugi tersebut. Perlu kamu ketahui, subrogasi hanya berlaku apabila kontrak asuransi yang bersangkutan adalah kontak dengan prinsip indemnity. Subrogasi diberlakukan dengan maksud mencegah Tertanggung mendapatkan penggantian yang lebih besar dari ganti rugi penuh. 6. Contribution Kontribusi Memberikan Proteksi Apabila pihak tertanggung mengasuransikan suatu objek ke beberapa perusahaan asuransi, maka akan timbul yang dinamakan kontribusi dalam pemberian proteksi dari masing-masing perusahaan tersebut. Biasanya prinsip ini terjadi di asuransi umum dan nilai pertanggungan yang diasuransikan sangat besar. Namun perlu dicatat, meskipun ada dua perusahaan asuransi atau penanggung yang terlibat, prinsip indemnity alias kompensasi finansial tetap berlaku. Bagaimana pembayaran ganti rugi tiap penanggung yang berlaku? Ada dua metode, antara lain Proporsional prorata, artinya setiap penanggung akan bertanggung jawab secara prorata sesuai dengan bagian masing-masing Non-proporsional excess, artinya masing-masing penanggung memiliki kewajiban masing-masing 7. Loss Minimization Membantu Memperkecil Resiko Yang terakhir ada prinsip asuransi loss minimization, yakni usaha untuk memperkecil risiko yang akan dihadapi oleh pemegang polis asuransi. Ada dua cara yang umum dilakukan untuk memperkecil risiko, yakni • Pre Loss Minimization Yang dimaksud dengan pre loss minimization adalah di mana dampak kerugian akan diantisipasi menggunakan langkah-langkah yang diambil sebelum terjadinya kerugian. Contohnya, menyediakan alat pemadam kebakaran, menggunakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil, atau menyediakan tangga darurat bila terjadi kebakaran. • Post Loss Minimization Setelah risiko terjadi, masih ada langkah-langkah yang bisa diambil untuk dapat meminimalkan kerugian, yang dilakukan sesudah terjadinya kerugian. Di sinilah prinsip post loss minimization bekerja. Contohnya adalah prinsip menyelamatkan sisa-sisa barang akibat kebakaran supaya bisa dijual kembali untuk mengurangi kerugian atau memasang sprinkler untuk meminimalisir dampak akibat kebakaran. Prinsip Asuransi Syariah Sumber foto Amnaj Khetsamtip via Shutterstock Tingginya permintaan layanan asuransi dari masyarakat dipandang sebagai peluang baik dalam bisnis para perusahaan asuransi. Sehingga mereka berupaya keras untuk bisa memenuhi permintaan dari berbagai segmen masyarakat yang membutuhkan layanan asuransi. Salah satunya dengan mengeluarkan produk asuransi berbasis syariah bagi masyarakat yang ingin menjalankan prinsip keagamaan dalam urusan finansial. Secara umum, asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional. Di dalamnya juga terkandung beberapa prinsip asuransi syariah seperti berikut ini 1. Tauhid Prinsip tauhid merupakan prinsip dasar dalam semua asuransi syariah. Dalam prinsip tauhid, niat dasar memiliki asuransi bukan untuk meraih keuntungan semata, namun juga untuk ikut serta menerapkan prinsip syariah dalam asuransi. Sehingga prinsip ini wajib dipahami dengan baik jika kamu ingin memiliki asuransi syariah. Hal ini disebabkan karena asuransi syariah bertujuan untuk saling menolong dan bukan sebagai sarana perlindungan semata ketika mengalami musibah atau risiko di masa depan. 2. Mengutamakan Keadilan Asuransi syariah memiliki prinsip yang mengutamakan keadilan. Di mana baik pihak nasabah maupun pihak asuransi harus berperilaku adil terkait dengan hak dan kewajibannya masing-masing. Hal ini menghindari salah satu pihak akan merasa dirugikan atas penggunaan produk asuransi tersebut. Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan asuransi juga harus mencerminkan nilai-nilai keadilan dan kejujuran dalam bermuamalah. 3. Tolong-menolong Salah satu poin penting dalam asuransi syariah adalah prinsip tolong menolong atau taawun. Di mana sesama pemegang polis diwajibkan untuk saling membantu satu sama lain. Tujuannya ketika salah satu nasabah terkena musibah atau mengalami kerugian, pihak perusahaan asuransi hanya akan bertindak hanya sebagai pengelola dana di dalam asuransi syariah. Sebelum membeli asuransi syariah, kamu harus punya niat untuk membantu dan meringankan beban nasabah lainnya. 4. Kerjasama Nasabah dan Perusahaan Asuransi Selain tolong-menolong, asuransi syariah juga menjalankan prinsip kerjasama antara nasabah dan perusahaan asuransi selaku pengelola dana. Agar kedua belah pihak dapat menjalankan hak dan kewajibannya secara seimbang, maka kerjasama ini perlu dilakukan sesuai dengan perjanjian atau akad yang telah disepakati sejak awal. 5. Dilandasi Prinsip Amanah Perusahaan asuransi syariah memiliki landasan prinsip amanah dalam mengelola dana nasabah. Hal ini juga berlaku bagi para nasabah, di mana mereka harus bersikap jujur ketika mengajukan klaim. Di sisi lain, perusahaan asuransi juga tidak bisa seenaknya mencari keuntungan, termasuk juga dalam mengambil keputusan. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan rasa saling percaya terhadap kedua belah pihak. Pastikan perusahaan asuransi syariah yang kamu pilih adalah yang amanah, periksa rekam jejaknya untuk meyakingkan bahwa dana milikmu berada di tangan yang tepat. 6. Saling Rida Prinsip saling rida atau saling rela jadi dasar setiap transaksi yang terjadi dalam asuransi syariah. Ini artinya, nasabah harus rela dananya dikelola oleh perusahaan asuransi sesuai dengan konsep syariah. Sedangkan perusahaan asuransi juga harus rida dengan amanah yang mereka terima dari nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dana yang disetorkan oleh nasabah akan difungsikan sebagai dana sosial yang sewaktu-waktu betul digunakan untuk membantu nasabah lain yang mengalami kerugian. 7. Menghindari Riba Sebagaimana konsep syariah yang paling dipahami oleh masyarakat, asuransi syariah juga menggunakan prinsip tidak membenarkan adanya riba. Ini berarti, semua dana atau premi yang dibayarkan oleh nasabah kepada perusahaan asuransi wajib ditempatkan dalam berbagai bisnis tertentu, yang pastinya sudah sesuai dengan prinsip syariah. Konsep asuransi tanpa riba ini juga berlaku untuk semua jenis produk asuransi syariah, termasuk asuransi kesehatan syariah. 8. Menghindari Bertaruh Sama seperti riba, dalam asuransi syariah juga berlaku prinsip menghindari bertaruh. Berbeda dengan asuransi konvensional yang menggunakan prinsip maisir sejenis taruhan atau gambling, asuransi syariah menghindari penggunaan konsep tersebut dan menerapkan sistem risk sharing atau berbagi risiko dalam layanan mereka. 9. Menghindari Gharar Selain riba dan taruhan, dalam layanan asuransi syariah juga tidak memperbolehkan atau menghindari adanya gharar. Secara harfiah, gharar berarti ketidak jelasan. Dengan mengusung konsep risk sharing dan bukan risk transfer yang lazim digunakan asuransi konvensional, kedua belah pihak harus mengutamakan kejelasan secara transparan terlebih dahulu. 10. Menjauhi Praktik Suap-Menyuap Kedua belah pihak, baik perusahaan asuransi maupun nasabah, harus selalu menjauhkan diri dari praktik suap dalam seluruh transaksi yang dilakukan. Suap-menyuap atau risywah adalah kegiatan yang akan menguntungkan salah satu pihak di mana pihak lainnya akan dirugikan. Inilah alasan utama mengapa praktik ini sangat dilarang dalam layanan asuransi syariah. Mekanisme Proteksi Asuransi Sumber foto Nata-Lia via Shutterstock Secara garis besar, mekanisme pertanggungan atau proteksi yang dijalankan oleh perusahaan asuransi adalah memindahkan dampak kerugian dari seseorang yang merupakan anggota kelompok ke seluruh anggota dalam kelompok tersebut. Penjelasan mekanisme asuransi secara sederhana seperti di bawah ini 1. Menyatukan Kepentingan yang Sama Asuransi merupakan salah satu cara untuk melindungi keuangan pribadi dari beban semestinya atau yang tidak bisa ditanggung dan juga sebuah bentuk manajemen risiko di mana risiko yang dialami dipindahkan ke perusahaan asuransi sebagai pertukaran atas pembayaran premi. Dengan penjelasan tersebut, asuransi juga memiliki mekanisme yang menyatukan orang-orang dengan kepentingan yang sama dan tujuan untuk membagi risiko yang sama. 2. Mengumpulkan Dana Kelompok Setelah itu, orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama tersebut akan mengumpulkan premi setiap bulannya yang akan menjadi dana kolektif atau kelompok. Nantinya, perusahaan asuransi akan menggunakan statistik untuk memprediksi berapa persen orang yang diasuransikan akan benar-benar mengalami kerugian dan mengajukan klaim asuransi. 3. Membayar Kompensasi Kerugian Saat membeli asuransi, seseorang akan mendapatkan polis asuransi yang merupakan kontrak yang mengikatnya pada perusahaan asuransi secara hukum. Saat mengalami kerugian yang tercantum dalam polis, seseorang bisa mengajukan klaim. Dana kolektif yang tadinya dikumpulkan akan menjadi sumber dana kompensasi ataupun pencairan klaim. Pembayaran kompensasi ini dilakukan oleh pihak perusahaan asuransi sesuai ketentuan yang sudah diatur dalam polis. Membayar kompensasi kepada peserta asuransi yang menderita kerugian. Apabila terjadi kerugian pada seseorang, dana kolektif tersebut yang akan dijadikan sumber dana kompensasi ataupun pencairan klaim. Jadi, sudahkah kamu memahami tentang prinsip asuransi dan juga mekanisme yang dijalankan? Memilih asuransi tidak bisa sembarangan. Sebab, segala ketentuan dan prinsipnya harus dipahami terlebih dahulu secara teliti dan menyeluruh. Hal ini akan menghindarkan kamu dari kekecewaan yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman akan polis asuransi tersebut. Membeli asuransi dengan cepat dan efisien juga bisa kamu lakukan melalui Qoala, lho. Qoala bekerjasama dengan sejumlah perusahaan asuransi terbaik, sehingga kamu bisa memilih beragam jenis asuransi sesuai dengan kebutuhan, seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, hingga asuransi proteksi smartphone. Tunggu apa lagi? Yuk download sekarang juga! 1) pasal 251 kuh dagang menyebutkan bahwa : "semua pemberitahuan yang keliru atau tidak benar, atau semua penyembunyian keadaan yang diketahui oleh tertanggung, meskipun dilakukannya dengan itikad baik, yang sifatnya sedemikian, sehingga perjanjian itu tidak akan diadakan, atau tidak diadakan dengan syarat-syarat yang sama, bila penanggung Seperti apa cara kerja asuransi? Apa sistem asuransi yang mendasarinya? Dalam hidup, risiko yang terjadi menimpa kita bisa berdampak pada kondisi keuangan atau finansial. Tanpa manfaat asuransi, kita bisa mengalami kerugian dan keberlangsungan finansial bisa terganggu. Sayangnya, banyak orang yang tidak mengetahui manfaat asuransi, apalagi jika tidak terlebih dahulu mengetahui cara kerja asuransi, seperti cara kerja asuransi jiwa, asuransi kesehatan, hingga asuransi kendaraan. Lantas, bagaimana cara kerja dari masing-masing perusahaan asuransi tadi? Untuk mengetahuinya yuk simak ulasannya berikut ini. Asuransi adalah layanan di sektor jasa keuangan dengan tujuan pengambilalihan risiko oleh perusahaan asuransi penanggung dari nasabah tertanggung. Risiko yang mengakibatkan kerugian finansial tersebut ditutup dengan menggunakan kumpulan premi yang dibayarkan nasabah. Secara ringkas, cara kerja asuransi terangkai dalam rantai kerja perusahaan asuransi yang dimulai dari menciptakan produk asuransi. Umumnya, produk asuransi yang diciptakan bergantung pada kondisi terkini atau terdahulu. Biasanya, untuk membaharui manfaat yang ditawarkan lewat produk baru, perusahaan asuransi melakukan sejumlah jajak pendapat dan mendengarkan kebutuhan para pelanggan. Jajak pendapat dilakukan untuk mengetahui harapan dari produk asuransi yang diinginkan. Apabila dirasa ada yang harus diperbarui, perusahaan asuransi akan memperbarui produknya. Berikut sistem kerja asuransi secara umum. Cara kerja ini juga berlaku untuk asuransi jiwa serta asuransi kesehatan. Menawarkan jenis-jenis asuransi sesuai kebutuhan Membuat perjanjian polis asuransi Membayar premi asuransi Menerima dan mencairkan klaim asuransi 1. Menawarkan jenis-jenis asuransi sesuai kebutuhan Jalur distribusi perusahaan asuransi beragam. Perusahaan asuransi umumnya menawarkan jenis-jenis asuransi yang dimilikinya dengan mengandalkan agen asuransi, telemarketing, bancassurance, hingga online insurance broker seperti Lifepal. Perusahaan asuransi akan menawarkan sekaligus mengenalkan jenis-jenis asuransi kepada nasabahnya sesuai dengan kebutuhan. Agar tidak ditolak nasabah saat sedang menawarkan produk, perusahaan asuransi idealnya mengenal lebih dahulu nasabah yang disasar. Informasi yang disampaikan kepada nasabah saat penawaran produk, yaitu Jenis asuransi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, atau asuransi kendaraan Manfaat asuransi yang diperoleh Premi asuransi yang harus dibayar Masa pertanggungan asuransi Tata cara pencairan klaim Nilai klaim yang akan didapat Risiko yang ditanggung Pengecualian klaim asuransi 2. Membuat perjanjian polis asuransi Apabila calon nasabah tertarik dan telah memahami jenis asuransi yang ditawarkan, perusahaan asuransi akan memberikan formulir pengajuan asuransi sebagai syarat pembuatan perjanjian polis dengan kondisi nasabah asuransi sebagai pihak pemilik polis sekaligus tertanggung atau penerima manfaat dan perusahaan asuransi sebagai pihak penanggung pemberi manfaat asuransi. Isi dari perjanjian polis asuransi adalah kewajiban penanggung membayar ganti rugi finansial atau manfaat asuransi dengan prasyarat tertanggung telah membayar premi. Kerugian finansial yang dimaksud adalah konsekuensi dari risiko-risiko finansial yang telah disepakati bersama dengan perusahaan asuransi sebagai syarat pencairan klaim asuransi oleh nasabah. Singkatnya, polis asuransi adalah kontrak antara penanggung dan tertanggung yang mana menentukan klaim yang harus dibayar oleh penanggung kepada tertanggung secara hukum. Sebaiknya, nasabah asuransi membaca detail isi kontrak polis dan memahaminya agar di lain waktu tidak terjadi masalah klaim asuransi ditolak. Apabila sulit untuk memahami seluruh isi polis asuransi, minimal empat poin polis asuransi di bawah ini bisa dipahami dengan baik. Data polis Memuat nama pemegang polis, nama tertanggung atau penerima manfaat atau ahli waris, jumlah premi, hingga jumlah pertanggungan. Data polis menjadi informasi dasar. Jadi, cek kembali apakah isinya telah sesuai dengan yang diminta atau belum. Manfaat asuransi Mencantumkan manfaat perlindungan yang diterima apabila terjadi risiko. Kalau jenis asuransi sekaligus memberi manfaat investasi, terdapat manfaat investasi yang diperoleh saat meninggal. Apabila kamu ingin menambahkan manfaat atau rider ke dalam jenis asuransi, polis asuransi akan merinci tambahan risiko yang ditanggung. Pengecualian Ini penting diketahui agar nasabah benar-benar tahu dan paham apa saja yang tidak termasuk pertanggungan risiko dalam polis asuransi. Misalnya, kondisi, penyakit, dan penyebab meninggal dunia yang tidak ditanggung. Pengajuan klaim Dalam polis asuransi akan tertulis prosedur pengajuan klaim, termasuk dengan syarat yang harus dicantumkan. Perhatikan batas waktu pengajuan klaim dalam polis asuransi tersebut. 3. Membayar premi asuransi Nasabah asuransi sebagai pemilik polis wajib membayar premi agar dapat menerima manfaat asuransi. Jadwal pembayaran premi akan ditentukan perusahaan asuransi biasanya per bulan atau per tahun. Besaran premi ditetapkan perusahaan asuransi berdasarkan beberapa faktor, yaitu Usia Manfaat asuransi yang diperoleh Cakupan pertanggungan Tambahan manfaat kalau diminta nasabah Kondisi awal calon pemilik polis atau tertanggung pre-existing condition Lingkungan kerja Hobi Gaya hidup 4. Menerima dan mencairkan klaim asuransi Menerima premi dari tertanggung berarti perusahaan asuransi wajib untuk memenuhi kewajibannya terkait klaim manfaat asuransi oleh nasabah. Biasanya, dalam proses klaim asuransi dari nasabah, perusahaan asuransi akan melakukan pemeriksaan atas peristiwa yang terjadi. Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah administrasi tertanggung telah dilengkapi. Pemeriksaan atas peristiwa yang terjadi biasanya dilakukan dengan cara melakukan verifikasi ke pihak berwajib, instansi terkait semisal rumah sakit, keluarga, hingga kerabat sekitar. Hal itu dilakukan demi memastikan manfaat yang diterima tepat sasaran. Tertanggung yang mengajukan klaim akan mendapatkan dua jawaban, yakni klaim disetujui atau ditolak. Ragu mau pilih produk asuransi mana yang cocok dengan kebutuhan dan anggaran? Konsultasikan saja kepada ahlinya secara gratis dan dapatkan akses kepada berbagai produk asuransi kesehatan terbaik Indonesia hanya di Lifepal! Cara kerja asuransi syariah Meski pada prinsipnya perusahaan asuransi konvensional dengan perusahaan asuransi syariah sama-sama memberikan perlindungan kepada nasabah atau tertanggung, keduanya tetap berbeda dalam asas dan cara kerjanya. Perbedaan tersebut tetap bertujuan untuk memastikan pemilik polis atau nasabah asuransi mendapatkan manfaat asuransi dari jenis-jenis asuransi yang mereka miliki, entah itu asuransi kesehatan, asuransi jiwa, ataupun asuransi kendaraan. Sama seperti perusahaan asuransi konvensional, perusahaan asuransi syariah juga diawasi Otoritas Jasa Keuangan OJK yang memastikan perusahaan asuransi menunaikan kewajibannya kepada para peserta. Perusahaan asuransi syariah juga diawasi Dewan Pengawas Syariah DPS agar cara kerja perusahaan asuransi syariah tetap sesuai aturan dan prinsip syariat Islam. Bagi yang berencana untuk memiliki produk asuransi syariah, kenali dulu cara kerja perusahaan asuransi syariah. Berikut ini poin-poin cara kerja asuransi syariah. Prinsip kerja asuransi syariah Akad dalam asuransi syariah Pembayaran premi dan klaim Investasi Pengelolaan Pengawasan 1. Prinsip kerja asuransi syariah Asuransi syariah termasuk Ta’min, Takaful, atau Tadhamun yang berarti usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang atau pihak. Caranya adalah dengan melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah. 2. Akad dalam asuransi syariah Jika di perusahaan asuransi konvensional dikenal sebagai polis asuransi, maka di perusahaan asuransi syariah ada yang dikenal dengan akad. Prinsip akad dalam asuransi syariah tidak mencakup penipuan, penganiayaan, perjudian, suap, barang haram, dan maksiat. Akad yang dilakukan antara nasabah asuransi dan perusahaan asuransi syariah terdiri dari akad tijarah dan akad tabarru yang menjabarkan hak dan kewajiban peserta dan perusahaan. Lalu, cara dan waktu pembayaran premi, jenis akad tijarah, dan akad tabarru serta syarat-syarat yang disepakati sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan. 3. Pembayaran premi dan klaim Premi adalah pembayaran yang dilakukan peserta asuransi yang kemudian dikelola perusahaan asuransi syariah dengan prinsip mudharabah dan tabarru’. Selanjutnya, pembayaran klaim yang merupakan hak dari peserta akan dibayar sesuai dengan akad yang telah berlaku antara peserta dan perusahaan asuransi. Bagi peserta klaim berdasarkan akad tijarah merupakan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan asuransi. Sementara klaim atas akad tabarru’ merupakan hak peserta dan kewajiban perusahaan sebatas yang disepakati dalam akad. 4. Investasi Perusahaan asuransi syariah selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana yang terkumpul. Dana yang terkumpul tersebut wajib diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah. Kamu akan mendapat manfaat asuransi syariah dalam bentuk invenstasi ini. 5. Pengelolaan Perusahaan asuransi syariah harus amanah dalam mengelola premi anggotanya. Cara kerjanya begini, perusahaan asuransi syariah memperoleh bagi hasil dari pengelolaan dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah mudharabah. Nah, perolehan ujrah atau fee berasal dari pengelolaan dana akad tabarru’ atau hibah. 6. Pengawasan Perusahaan asuransi syariah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK dan Dewan Pengawas Syariah DPS. Bagi kamu yang ingin membeli produk asuransi syariah, pastikan perusahaannya telah terdaftar dan diawasi oleh kedua lembaga tersebut. Selain itu, dalam membuat produk asuransi syariah, perusahaan harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan Dewan Pengawas Syariah DPS. Selanjutnya, jika dalam perjalanannya terdapat perselisihan, Badan Arbitrase Syariah akan melakukan mediasi. Skema perusahaan asuransi dalam menjalankan pengelolaan risiko Berikut skema yang dilakukan perusahaan asuransi dalam menjalankan pengelolaan risiko Pengelolaan risiko baru berjalan setelah nasabah secara resmi terdaftar sebagai peserta dengan menandatangani perjanjian polis. Nasabah yang sudah terdaftar wajib membayar premi. Nasabah lama maupun baru statusnya sama dijanjikan sejumlah uang bila kerugian yang dipertanggungkan terjadi, dengan catatan premi yang menjadi kewajibannya telah di bayar. Perusahaan asuransi akan mempertimbangkan setiap risiko dengan melakukan pendataan dan membuatnya dalam bentuk statistik. Adapun statistik risiko itu berisi Jumlah nasabah yang mengajukan klaim dalam satu periode Jumlah nasabah yang tidak mengajukan klaim dalam satu periode Informasi mendasar mengenai nasabah sehingga bisa dikelompokkan sesuai dengan karakteristik risiko guna menghitung tingkat premi berdasarkan kelompok risikonya Prinsip dasar dalam asuransi Dalam asuransi, ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation, dan contribution. Berikut penjelasan dari masing-masingnya 1. Insurable interest Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap calon nasabah berhak untuk mengasuransikan sesuatu karena terdapat hubungan keluarga atau ekonomi yang mendasarinya. Hak ini akan muncul setelah adanya perjanjian yang disebut dengan polis dan memiliki dasar hukum. Contoh, untuk bisa mengasuransikan seseorang, kamu harus memiliki hubungan darah, seperti ayah, ibu, suami, istri, dan anak. Contoh lainnya, kamu dapat mengasuransikan bisnis sendiri atau orang-orang yang berhubungan dengan bisnis kamu, seperti karyawan. 2. Utmost good faith Prinsip ini memiliki arti, niat atau itikad baik. Artinya, dalam proses membeli produk asuransi, baik tertanggung nasabah dan penanggung perusahaan asuransi menyiapkan informasi dengan terbuka, rinci, dan jujur. Contoh, tertanggung harus menjawab dengan jujur seluruh pertanyaan pada screening risiko sebelum membuat kesepakatan, seperti penyakit bawaan, aktivitas merokok, pengalaman dirawat di rumah sakit, dan lain sebagainya. 3. Proximate cause Prinsip proximate cause adalah prinsip di mana setiap kerugian yang terjadi pasti ada penyebabnya. Bila mengacu pada prinsip tersebut, penanggung perusahaan asuransi hanya akan mengganti kerugian bila suatu peristiwa diakibat oleh penyebab yang diatur dalam polis. 4. Indemnity Prinsip asuransi satu ini bisa juga disebut dengan prinsip ganti rugi. Perusahaan asuransi selaku penanggung akan memberikan ganti rugi kepada tertanggung nasabah sesuai dengan kesepakatan yang tertulis dalam polis. Itu artinya, nilai tanggungan harus sesuai dengan nilai klaim yang sudah diajukan, tanpa pengurangan ataupun penambahan nilai. 5. Subrogation Prinsip asuransi satu ini berkaitan dengan kondisi di mana kerugian yang dialami tertanggung disebabkan oleh pihak ketiga orang lain. Bila merujuk pada pasal 1365 KUHP, pihak ketiga yang bersalah harus mengganti kerugian tertanggung. Namun bila tertanggung memiliki asuransi, subrogasi mengharuskan tertanggung memilih salah satu dari sumber pengganti kerugian, yaitu penanggung atau pihak ketiga. Tertanggung tidak Boleh memilih keduanya, karena tertanggung akan mendapatkan penggantian melampaui yang semestinya. Sebaliknya, bila tertanggung tidak mendapat ganti rugi secara penuh dari pihak ketiga, maka tertanggung dapat meminta hak ganti rugi sesuai dengan selisih yang ada kepada penanggung perusahaan asuransi. 6. Contribution Prinsip asuransi yang terakhir adalah contribution. Dalam prinsip ini, pihak asuransi memiliki hak untuk mengajak penanggung lain untuk menanggung kerugian tertanggung. Sebagai contoh, bila Bapak A dirawat di ICU selama 7 hari dan harus mengeluarkan biaya hingga Rp200 juta. Maka tagihan perawatan Bapak A akan ditanggung oleh asuransi B sebesar Rp90 juta. Namun bila Bapak A memiliki polis lain dari asuransi B, maka asuransi B ini hanya perlu membayar sisa tagihan, yaitu sebesar Rp110 juta. Dasar hukum yang membuat perjanjian asuransi batal atau dibatalkan Asuransi adalah sebuah bentuk perjanjian, dalam hal ini memiliki risiko untuk batal atau dibatalkan apabila tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian yang mengacu pada pasal 1320 KUHP. Selain itu, batalnya perjanjian asuransi juga bisa terjadi berdasarkan ketentuan berikut 1. Pasal 251 KUHD “Semua pemberitahuan yang keliru atau tidak benar, atau semua penyembunyian keadaan yang diketahui oleh tertanggung, meskipun dilakukannya dengan itikad baik, yang sifatnya sedemikian, sehingga perjanjian itu tidak akan diadakan, atau tidak diadakan dengan syarat-syarat yang sama, bila penanggung mengetahui keadaan yang sesungguhnya dari semua hal itu, membuat pertanggungan itu batal.” 2. Pasal 269 KUHD “Semua pertanggungan yang diadakan atas suatu kepentingan apa pun, yang kerugiannya terhadap itu dipertanggungkan, telah ada pada saat mengadakan perjanjiannya, adalah batal, bila tertanggung atau orang yang dengan atau tanpa amanat telah menyuruh mempertanggungkan, telah mengetahui tentang adanya kerugian itu.” 3. Pasal 272 KUHD “Bila tertanggung membebaskan penanggung dari kewajibannya untuk waktu yang akan datang melalui pengadilan ia dapat mempertanggungkan lagi kepentingannya untuk bahaya itu juga. Dalam hal itu, dengan ancaman hukuman menjadi batal, harus disebutkan dalam polis yang baru, baik pertanggungan yang lama maupun pemutusan melalui pengadilan.” 4. Pasal 282 KUHD “Bila batalnya perjanjian terjadi berdasarkan akal busuk, penipuan atau kejahatan tertanggung, penanggung mendapat preminya, dengan tidak mengurangi tuntutan pidana, bila ada alasan untuk itu.” Sistem klaim asuransi Setelah memutuskan untuk memiliki produk asuransi, kamu juga harus mengetahui mengenai sistem klaim asuransi. Ini untuk memudahkan kamu saat mengajukan hak yang sesuai perjanjian dengan perusahaan asuransi. Pada produk asuransi kesehatan, sistem klaim dikenal dengan tiga jenis, yakni sistem reimbursement, cash plan, dan cashless. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan, kamu hanya perlu mencocokkan dengan kebutuhan untuk memilih sistem klaim asuransi. Berikut ini sistem klaim asuransi. Sistem reimbursement Sistem cash plan Sistem cashless 1. Sistem reimbursement Sistem ini memang jarang dipilih sebagian konsumen sekarang ini karena mekanisme klaimnya adalah konsumen membayar lebih dahulu baru kemudian mengajukan klaim disertai dengan dokumen lengkap sebagai syaratnya. Mekanisme mengajukan klaim dengan cara reimbursement, yaitu mempersiapkan dokumen penting seperti riwayat kesehatan, catatan dokter, atau kwitansi dari pembayaran rumah sakit. Dokumen tersebut bersifat wajib dipenuhi peserta. Ini agar memastikan bahwa jenis asuransi tersebut telah memenuhi syarat untuk dicairkan haknya. Semakin cepat mengumpulkan dokumen atau surat penting yang dibutuhkan, proses klaim asuransi juga akan semakin cepat. Kekurangan dari klaim dengan sistem reimbursement adalah peserta harus menyiapkan dana terlebih dahulu untuk membayar tagihan rumah sakit. Selain itu, mempersiapkan seluruh dokumen pentingnya. Namun, sistem reimbursement punya kelebihan yakni bisa memilih dengan bebas rumah sakit tanpa harus operator bekerja sama dengan rumah sakit tersebut. 2. Sistem cash plan Dikenal dengan sistem klaim berupa santunan, maksudnya adalah memberikan santunan berdasarkan berapa lama pasien di rawat di rumah sakit. Jadi, saat dirawat di rumah sakit akan diberikan pengganti biaya rawat inap dan pengobatan. Nah, yang membedakan dengan sistem reimbursement dan cashless adalah nilai yang diberikan tidak sesuai dengan tagihan dari rumah sakit. Namun, agar bisa dibayarkan, kamu perlu mengajukan dokumen lengkap dari rumah sakit untuk bisa mengklaim santunan dari asuransi. Untuk jenis klaim asuransi ini, umumnya ditawarkan untuk asuransi tambahan rider. Tidak perlu khawatir dengan pilihan rumah sakitnya karena sistem cash plan dalam asuransi tidak terpaku pada satu rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan asuransinya saja. 3. Sistem cashless Kebijakan cashless bertujuan untuk mengurangi beban keuangan langsung pada individu yang diasuransikan, pada saat dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu, apa pun tagihan yang diajukan penyedia layanan kesehatan, perusahaan asuransi menyelesaikannya langsung melalui administrator pihak ketiga. Asuransi kesehatan cashless juga dapat digunakan untuk rawat inap atau pelayanan rumah sakit di unit gawat darurat. Asuransi kesehatan cashless sangat diperlukan pada saat darurat ketika kamu mungkin kekurangan uang tunai atau tidak memiliki akses langsung ke uang tunai. Untuk menikmati keuntungan asuransi cashless, pemilik asuransi kesehatan dengan sistem cashless harus membawa kartu kepemilikan asuransi sebagai syarat utama untuk mendapatkan layanan fasilitas. Jenis-jenis asuransi Di atas, sudah sedikit disinggung bahwa perusahaan asuransi menawarkan berbagai produk atau jenis asuransi. Memang, jenis asuransi itu banyak sekali dan masing-masing memberikan manfaat pertanggungan untuk menanggung biaya kerusakan maupun kehilangan. Dalam mekanisme asuransi diperlukan syarat adanya risiko serupa dalam jumlah yang banyak. Jadi, secara teori apa pun yang punya potensi kehilangan dan kerusakan dapat diasuransikan, seperti halnya asuransi kendaraan yang menanggung biaya kerusakan mobil atau motor. Oleh karena itu, boleh dikatakan ada banyak jenis asuransi untuk setiap kondisi. Untuk membantu kamu lebih memahami cara kerja asuransi, berikut jenis-jenis asuransi di Indonesia yang perlu kamu tahu. Asuransi kesehatan Asuransi kesehatan adalah jenis asuransi yang menanggung biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit. Jenis asuransi ini boleh dibilang adalah yang paling basic dan sebaiknya dimiliki oleh setiap orang, khususnya jika kamu baru saja memasuki dunia kerja. Saat kamu memasuki dunia kerja dan punya penghasilan sendiri, penting sekali untuk mulai membangun pondasi keuangan. Pondasi keuangan itu dibangun salah satunya dengan memiliki asuransi kesehatan. Dengan asuransi kesehatan, kamu terhindar dari risiko terbebani karena biaya pengobatan bila jatuh sakit sehingga keuangan pribadi kamu tetap lancar. Kamu juga tidak perlu memberatkan orang tua karena biaya pengobatan, karena cara kerja asuransi kesehatan memastikan agar kamu bisa mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik tanpa harus mengeluarkan uang. Asuransi jiwa Asuransi jiwa merupakan jenis asuransi yang diperuntukkan bagi perlindungan keluarga bila tertanggung yang merupakan sumber nafkah meninggal dunia. Sistem asuransi jiwa memberikan proteksi finansial dari hilangnya pendapatan seseorang di dalam anggota keluarga yang menjadi tulang punggung. Ide dasar cara kerja asuransi jiwa adalah memberikan santunan kepada anggota keluarga bila tertanggung meninggal dunia karena sakit, kecelakaan atau risiko lainnya yang tidak disengaja. Jika kamu saat ini adalah seorang kepala keluarga yang menanggung biaya istri dan anak, penting untuk memiliki asuransi jiwa. Asuransi properti Mekanisme kerja asuransi properti sebenarnya tidak jauh berbeda yakni menanggung risiko finansial akibat kerusakan. Asuransi properti adalah jenis asuransi yang memberikan perlindungan finansial terhadap aset properti seperti rumah bila terjadi risiko yang tidak diinginkan pada properti tersebut. Selain rumah, asuransi properti juga mencakup apartemen, gedung properti dan lain sebagainya. Asuransi rumah atau asuransi properti pada umumnya akan memberikan ganti rugi bila timbul kerugian akibat bencana alam, kebakaran, maupun pencurian. Asuransi kendaraan bermotor Asuransi kendaraan bermotor merupakan jenis asuransi yang menanggung biaya kerugian akibat kerusakan kendaraan bermotor yang disebabkan oleh kecelakaan maupun bencana alam. Asuransi kendaraan bermotor umumnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu Asuransi kendaraan all risk, yang menanggung semua jenis kerusakan akibat kecelakaan, bencana alam, hingga kerusuhan, termasuk risiko kehilangan. Asuransi kendaraan total loss only TLO, yang memberikan perlindungan dari risiko kehilangan dan perbaikan bila biaya perbaikannya sama atau lebih dari 75 dari harga kendaraan sesaat sebelum kerugian. Jika kamu bingung menentukan jenis asuransi yang cocok, kamu bisa mengikuti kuis asuransi mobil terbaik berikut ini. Asuransi kredit Asuransi kredit merupakan jenis asuransi yang memberikan proteksi untuk tertanggung bank atau lembaga keuangan jika debitur mengalami gagal bayar akibat meninggal dunia, di-PHK, maupun mengalami kebangkrutan. Asuransi kredit wajib dimiliki untuk kamu yang akan mengajukan Kredit Kepemilikan Rumah KPR, Kredit Kendaraan Bermotor KBB sampai kartu kredit. Kriteria risiko yang bisa diasuransikan Perlu diketahui, tidak semua risiko bisa diasuransikan. Itu sebabnya, sebelum mulai mengasuransikan sesuatu, sebaiknya ketahui terlebih dahulu kriteria risiko yang bisa diasuransikan berikut ini Risiko yang bisa diukur dengan uang Risiko homogen risiko yang sama dan cukup banyak dijamin oleh perusahaan asuransi Risiko murni Risiko partikular risiko dari sumber individu Risiko yang terjadi secara tiba-tiba accidental Insurable interest risiko yang mengikuti kepentingan perusahaan asuransi Risiko yang tidak bertentangan dengan hukum Mengapa harus memiliki asuransi? Banyak orang yang bertanya, mengapa harus memiliki asuransi? Padahal, mereka sudah tahu banyak manfaat yang bisa didapatkan bila sudah melindungi diri dengan asuransi, salah satunya memproteksi finansial pribadi atau keluarga dari pengeluaran yang tidak terduga. Berikut manfaat yang bisa kamu dapatkan bila sudah memiliki asuransi Membuat hidup lebih tenang Meminimalkan kerugian atas risiko-risiko yang tidak terduga di masa mendatang, seperti sakit, meninggal dunia, dan lain sebagainya Memberikan perlindungan dan ganti rugi terhadap tuntutan hukum Memberikan perlindungan terhadap bisnis dari berbagai gangguan atau kehilangan penghasilan karena hal-hal tidak terduga Melindungi aset berharga dari pencurian, kehilangan, kerusakan, kebakaran, bencana alam, dan bahaya lainnya Memberikan kepastian pembayaran hutang setelah kematian Perbedaan asuransi konvensional dan syariah Adapun perbedaan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional adalah sebagai berikut. Perbedaan Asuransi Syariah Asuransi Konvensional Pengelolaan risikoSharing risk tolong-menolongTransfer risk dibebankan kepada perusahaan asuransi atau nasabahPengelolaan danaTransparanTertutupSistem perjanjianAkad tabarru’ Akad jual-beliKepemilikan danaPeserta Perusahaan asuransiPembagian keuntunganDibagikan ke peserta asuransiMilik perusahaan Pengawas Syariah DPSOtoritas Jasa Keuangan OJKDana hangusDana hangus tidak berlakuDana hangus berlaku Kamu bisa temukan jawaban dari semua pertanyaan tentang asuransi di Lifepal. Pertanyaan seputar cara kerja asuransi Bagaimana cara kerja asuransi mobil? Asuransi mobil memberi manfaat berupa pengalihan kerugian finansial yang dialami nasabah kepada perusahaan asuransi. Dengan adanya proteksi dari asuransi mobil, nasabah tidak perlu terbebani dengan mahalnya biaya perbaikan di bengkel. Cara kerja asuransi mobil pada dasarnya sama saja dengan produk asuransi lainnya, yaitu perusahaan akan mengumpulkan premi yang dibayarkan oleh tertanggung atau pemegang polis. Premi yang sudah terkumpul itu, kemudian akan dikelola untuk memberi kompensasi apabila terjadi kerugian atau kerusakan pada kendaraan yang diasuransikan oleh para pemegang polis. Apa tugas dari perusahaan asuransi? Tugas dari perusahaan asuransi adalah memberi ganti rugi finansial atas risiko-risiko yang terjadi pada nasabah asuransi atau tertanggung, memastikan pemenuhan klaim asuransi nasabah selama memenuhi ketentuan dalam polis, dan menjalankan kegiatan dengan mematuhi Undang-Undang Nomor 40 tentang 2014 tentang Perasuransian. Maksudnyaadalah, dalam proses membeli produk asuransi, baik Tertanggung (nasabah) maupun Penanggung (perusahaan asuransi) harus menyampaikan informasi dengan terbuka, rinci, dan jujur. Misalnya, Tertanggung harus menjawab dengan jujur beberapa pertanyaan pada screening risiko sebelum membuat kesepakatan, seperti penyakit bawaan, aktivitas merokok, pengalaman dirawat di rumah sakit, dan lain-lain.Beritadalam mekanisme asuransi diperlukan syarat adanya terbaru hari ini. Lihat informasi seputar dalam mekanisme asuransi diperlukan syarat adanya terupdate yang telah kami kurasi untuk anda– Syarat dan ketentuan asuransi berbeda-beda sesuai dengan yang berlaku di perusahaan asuransi. Mengetahui syarat dan ketentuan asuransi adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh calon pendaftar asuransi agar tidak salah dalam memilih asuransi dan juga hal itu bisa mempermudah pendaftaran asuransi. Apa itu Asuransi? Jenis-Jenis Asuransi 1. Asuransi kesehatan 2. Asuransi Jiwa 3. Asuransi Pendidikan 4. Asuransi Perjalanan 5. Asuransi Kendaraan 6. Jaminan Sosial 7. Asuransi Kendaraan 8. Asuransi Properti dan Pemilikan Rumah 9. Asuransi Perjalanan Syarat yang Harus Dipenuhi untuk Mendaftar Asuransi 1. Usia Mendaftar Minimal 18 Tahun dan Maksimal 54 Tahun 2. Kartu Tanda Penduduk KTP 3. Surat Izin Mengemudi SIM 4. Kartu Keluarga Membayar Premi Sesuai dengan Ketentuan Cara Klaim Asuransi dengan Mudah 1. Klaim perawatan kesehatan rawat inap 2. Klaim manfaat kematian 3. Klaim manfaat untuk asuransi rumah Apa itu Asuransi? Asuransi sendiri dapat diartikan sebagai upaya memberikan perlindungan pada diri, pada aset, pada usaha yang semuanya itu memiliki risiko yang bisa merugikan pemiliknya. Menurut penelitian yang dilakukan, orang Indonesia banyak yang tidak memiliki asuransi atau menyatakan bahwa asuransi ini bukanlah sesuatu yang penting. Padahal asuransi sebenarnya sangat penting karena suatu saat bisa membantu kamu ketika sedang mengalami kesulitan atau bisa juga membantumu menggapai cita-cita. Asuransi di lapangan sudah banyak membantu menyelesaikan kerugian-kerugian yang dialami karena bencana alam, kecelakaan kerja, kecelakaan di jalan, dan hal-hal merugikan lain yang terjadi secara tiba-tiba tanpa kita bisa prediksi. Jenis-Jenis Asuransi Asuransi sendiri sekarang produknya cukup bermacam-macam. Namun, sebelum kita membahas tentang syarat dan ketentuan asuransi, sebaiknya kamu mengetahui terlebih dahulu macam-macam asuransi yang sebaiknya kamu miliki. 1. Asuransi kesehatan Jenis asuransi ini membantumu mencapai hidup yang lebih sehat. Memiliki asuransi kesehatan tidak harus menunggu sakit terlebih dahulu. Mendaftar asuransi kesehatan paling baik dilakukan jauh sebelum mengalami sakit. Memiliki asuransi kesehatan tidak akan merugikanmu karena asuransi kesehatan mengcover pengobatan apa saja. Namun ketika mendaftarkan asuransi kesehatan kamu perlu mencari tahu penyakit apa saja yang tidak dicover, pengobatan apa saja yang tidak dicover. 2. Asuransi Jiwa Merupakan salah satu asuransi umum yang melindungimu ketika kamu kehilangan salah satu anggota keluarga. Asuransi jiwa ini bisa membantu keluarga yang ditinggalkan agar tidak mengalami kesulitan. Selain itu asuransi jiwa bisa diwariskan kepada ahli waris pemilik premi. 3. Asuransi Pendidikan Cukup penting untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak. Dengan asuransi pendidikan, kamu bisa merencanakan pendidikan untuk anak hingga pendidikan paling tinggi. Asuransi pendidikan bisa didaftarkan sedini mungkin ketika anak-anak masih kecil sehingga ketika kamu masuk masa pensiun tidak akan kebingungan lagi dengan biaya pendidikan si kecil karena semuanya sudah disiapkan dari jauh hari. Anak-anakmu pun bisa mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya dengan nyaman. Dan kamu bisa melihatnya berkembang baik karena berhasil menggapai cita-cita. 4. Asuransi Perjalanan Bisa kamu daftarkan ketika kamu melakukan perjalanan. Asuransi ini bisa diklaim ketika terjadi kecelakaan, bencana, dan jika kamu memerlukan perawatan medis ketika dalam perjalanan. Karena kita tidak tahu apa yang terjadi selama perjalanan. Tidak ada salahnya memiliki asuransi perjalanan untuk membuat perjalananmu jadi lebih nyaman. Asuransi perjalanan dibayarkan ketika kamu melakukan perjalanan saja. 5. Asuransi Kendaraan Sebaiknya dimiliki olehmu yang punya kendaraan pribadi. Asuransi ini banyak manfaatnya, yaitu membantumu ketika mengalami kecelakaan, membantumu melakukan perawatan kendaraan secara berkala, membantumu mendapatkan ganti rugi ketika kamu kehilangan kendaraan karena dicuri. 6. Jaminan Sosial Asuransi ini wajib dibayarkan oleh perusahaan untuk karyawannya. Jaminan sosial ini setelah kamu pensiun bisa diambil dan uang tersebut pun bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Setelah pensiun, kamu bisa memanfaatkan uang dari jaminan sosial itu untuk membuka usaha atau hiburan pun bisa. 7. Asuransi Kendaraan Asuransi ini dimiliki untuk memberikan perlindungan pada kendaraan pribadi. Asuransi jenis ini mulai banyak peminatnya setelah kejadian Tahun 1988. Dengan mendaftarkan kendaraan kamu dalam produk asuransi, maka kamu akan mendapatkan jaminan ketika kendaraan kamu rusak akibat kecelakaan ataupun ketika terjadi bencana alam. Selain itu, dengan asuransi ini, kamu juga bisa terhindar dari risiko pencurian maupun kehilangan kendaraan. 8. Asuransi Properti dan Pemilikan Rumah Asuransi ini ditujukan kepada pemilik properti pribadi. Di mana, properti yang dilindungi asuransi ini bisa berupa tanah, rumah, gedung, ruko, dan sebagainya. Asuransi ini penting dimiliki sebagai langkah antisipasi ketika rumah atau properti mengalami kerusakan secara tidak terduga. 9. Asuransi Perjalanan Bagi kamu yang senang jalan-jalan atau traveling, kamu bisa mendaftarkan diri kamu ke dalam asuransi perjalanan. Jangka waktu asuransi ini lebih singkat dibanding asuransi lainnya, yaitu hanya selama berada dalam masa perjalanan. Dengan asuransi ini, kamu bisa mendapatkan jaminan ketika terjadi kecelakaan dan kesehatan di tempat kamu pergi. Selain itu, asuransi ini juga memberikan jaminan untuk kehilangan dan kerusakan barang bawaan di bagasi pesawat. Itulah berbagai macam asuransi yang umum digunakan. Sekarang kamu perlu mengetahui tentang syarat dan ketentuan asuransi. Pada umumnya asuransi mensyaratkan beberapa ketentuan agar kamu bisa memanfaatkan keuntungan yang ditawarkan oleh mereka. Syarat yang Harus Dipenuhi untuk Mendaftar Asuransi 1. Usia Mendaftar Minimal 18 Tahun dan Maksimal 54 Tahun Beberapa perusahaan penyedia asuransi mensyaratkan pendaftar memiliki umur yang cukup. Memiliki umur yang cukup karena pendaftar asuransi diharuskan memiliki pekerjaan atau usaha yang bisa menjaminnya membayar premi asuransi dengan lancar. Jika premi asuransi bisa dibayar dengan lancar, maka klaim asuransi pun bisa dengan mudah dilakukan. Untuk umur maksimal 54 tahun karena pendaftar asuransi biasanya ditargetkan pada usia-usia produktif yang masih memiliki penghasilan. Karena itu kamu perlu memperhatikan syarat umur ini. 2. Kartu Tanda Penduduk KTP Kartu tanda penduduk wajib dilampirkan ketika mendaftar premi asuransi karena hal ini sebagai tanda pengenal aslimu. Asuransi apa saja akan mewajibkanmu melampirkan KTP karena itu jangan lupa menyiapkannya untuk berbagai macam keperluan. 3. Surat Izin Mengemudi SIM Surat izin mengemudi ini wajib dilampirkan olehmu yang ingin mendaftar premi asuransi kendaraan. Selain KTP, SIM dibutuhkan sebagai tanda pengenal bahwa kamu ada pemilik dari kendaraan yang akan diasuransikan itu. Karena itu sebaiknya kamu menyiapkan SIM sebelum mendaftar premi asuransi kendaraan bermotor. 4. Kartu Keluarga Kartu keluarga biasanya wajib disiapkan olehmu yang ingin mendaftar asuransi kesehatan keluarga yang biasanya dibayarkan olehmu saja. Ini membuatmu petugas asuransi tahu berapa orang yang menjadi tanggunganmu. Lalu untuk asuransi jiwa juga diwajibkan untuk membawa kartu keluarga karena sifat asuransi jiwa yang bisa diwariskan kepada ahli waris, dan ahli waris biasanya adalah keluarga yang namanya tercantum di satu kartu keluarga denganmu. Membayar Premi Sesuai dengan Ketentuan Ketika kamu sudah selesai melakukan pendaftaran, yang perlu kamu lakukan berikutnya adalah membayar premi asuransi sesuai dengan ketentuan. Pembayaran premi asuransi ini jumlahnya berbeda-beda sesuai dengan produk asuransi yang kamu pilih. Pembayaran premi asuransi juga memiliki waktu tempo pembayaran yang harus kamu turuti. Jika kamu telat membayar biasanya ada denda yang kamu bayar. Agar bisa melakukan klaim asuransi, kamu sebaiknya membayar premi asuransi secara teratur. Cara Klaim Asuransi dengan Mudah Setelah mendaftar asuransi banyak orang yang tidak berharap asuransi itu diklaim. Mereka berharap semuanya akan baik-baik saja, sehingga tidak perlu klaim asuransi. Namun, untuk jaga-jaga, di bawah ini, Ajaib akan menjabarkan cara mengajukan klaim asuransi untuk klaim manfaat perawatan kesehatan, kematian, dan rumah. 1. Klaim perawatan kesehatan rawat inap Ketika kamu ingin melakukan klaim rawat inap, di bawah ini adalah beberapa persyaratan yang harus kamu lengkapi. Formulir klaim manfaat asuransi yang bisa kamu download di website asuransi, Hasil pemeriksaan dari rumah sakit, Rincian penggunaan alat-alat medis, obat-obatan, serta konsultasi selama perawatan di rumah sakit, Tagihan dan kuitansi asli dari rumah sakit. Setelah dokumen lengkap, kamu bisa mengajukan asuransi dengan mengikuti langkah-langkah berikut. Isi formulir klaim dengan lengkap, termasuk mencantumkan nomor identitas, nomor polis, nama lengkap pemegang polis asuransi. Sertakan semua dokumen saat pengajuan klaim. Pengajuan klaim bisa dilakukan secara online dengan mengirim e-mail pada petugas klaim yang ditunjukan asuransi ataupun bisa dibantu pihak administrasi rumah sakit. 2. Klaim manfaat kematian Ketika kamu ingin mengajukan klaim jika terjadi kematian nasabah. Kamu sebagai pihak ahli waris harus menyiapkan persyaratan sebagai berikut Formulir klaim yang bisa didownload lewat website asuransi. Surat keterangan kematian asli dari pihak rumah sakit, bertanda tangan dokter yang menangani tertanggung. Kuitansi pembayaran rumah sakit beserta rincian alat-alat medis, obat-obatan, serta kelengkapan medis lainnya yang digunakan semasa perawatan. Akta kelahiran asli atau fotokopi yang dilegalisir. Akta kematian asli atau yang dilegalisir. Kartu Tanda Pengenal tertanggung. Bukti pemakaman dari Dinas pemakaman atau pihak berwenang. Untuk meninggal karena kecelakaan atau kematian tidak wajar, sertakan keterangan kepolisian dan surat visum. Untuk kematian di luar negeri, kematian diurus di pihak KBRI. Setelah semua persyaratan lengkap, kamu bisa mulai melakukan proses klaim manfaat kematian dengan langkah berikut ini. Hubungi pihak klaim asuransi untuk mengajukan klaim. Isi formulir klaim dengan lengkap. Serahkan semua persyaratan klaim melalui email atau pos ke pihak asuransi yang terkait. Setelah klaim disetujuai, kamu sebagai ahli waris akan mendapatkan manfaat sesuai perjanjian awal asuransi. 3. Klaim manfaat untuk asuransi rumah Sedangkan, bagi kamu yang ingin mengajukan klaim asuransi properti, pembahasan kali ini Ajaib akan menjabarkan cara klaim asuransi properti karena kasus pencurian atau kerusakan di rumah. Pertama-tama, kamu harus cek kembali syarat sebelum mengajukan klaim untuk asuransi rumah seperti Formulir klaim yang sudah diisi lengkap yang bisa didownload lewat website asuransi. Rincian barang yang hilang kasus pencurian atau rusak, termasuk bukti pembelian untuk verifikasi, Kronologi kejadian, Foto tempat keluar masuk pencuri serta keterangan kehilangan dari polisi untuk kasus pencurian, Untuk barang atau bagian rumah yang rusak, foto barang yang rusak, laporan teknis dari pihak yang memperbaiki rumah misalnya, tukang yang memperbaiki, dan memuat penyebab kerusakan, Proposal atau penawaran harga, Dokumen persetujuan pembayaran klaim dan pelepasan tuntutan claim discharge yang ditandatangani nasabah. Setelah semua dokumen lengkap, kamu bisa mengikuti langkah pengajuan klaim seperti Laporkan kejadian ke petugas klaim asuransi bersangkutan, tidak lebih dari 7 hari setelah kejadian. Pihak asuransi akan menunjuk petugas loss adjuster untuk memeriksa kerusakan atau kehilangan yang dilaporkan. Petugas akan menyusun laporan kronologi ke pihak asuransi untuk keperluan klaim. Jika semua dokumen sudah diserahkan, pihak asuransi akan mengirimkan uang manfaat pada nasabah, maksimal 7 hari kerja setelah klaim disetujui. Perlu diperhatikan juga kamu harus menyimpan nomor petugas klaim alarm center asuransi untuk memudahkan pelaporan. Perlu diingat juga, pelaporan tidak boleh melewati 7 hari setelah kejadian. .